PENENTUAN STATUS MUTU AIR WADUK SERMO DENGAN METODE STORET DAN INDEKS
PENCEMARAN
Tugas Terstruktur Limnologi
Oleh
:
Nama : Bramassetyo Aji
NIM : B1A017051
Kelas : A
NIM : B1A017051
Kelas : A
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
I. PENDAHULUAN
Waduk Sermo adalah objek wisata dan suplesi
sistem irigasi daerah Kalibawang. Sistem irigasi tersebut menghubungkan beberapa
daerah irigasi, diantaranya Clereng, Pengasih, dan Pekik Jamal. Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun memanfaatkan Waduk Sermo sebagai sumber
air baku air minum. Syarat sebagai air baku air minum memenuhi baku mutu
kualitas air kelas satu, limbah organik dalam air dan sedimen Waduk Sermo
mengalami dekomposisi dan meningkatkan konsentrasi unsur nitrogen dan fosfor
yang dapat mendorong pertumbuhan fitoplankton.Unsur hara tersebut menguntungkan
bagi produksi ikan pada kondisi optimum karena fitoplankton merupakan sumber
makanan ikan. Budidaya ikan dengan keramba jaring apung di Waduk Sermo justru
menyebabkan pencemaran ringan di Waduk Sermo. Hal ini diduga karena tingginya
unsur nitrogen dan fosfor akibat aktivitas budidaya ikan. Status mutu air Waduk
Sermo pada tahun 2010, 2011, dan 2012 yang dihitung dengan metode Indeks
Pencemaran (IP) adalah tercemar ringan. Penentuan status mutu air menggunakan
metode STORET (Dewi et al., 2020).
II. DISKUSI
Metode Indeks Pencemaran, tidak ada
skema skor subindeks atau skor definitif (subjektif) tiap parameter. Indeks STORET
didasarkan atas subjektivitas bobot dan skor parameter yang dianggap signifikan
di USA, daerah/negara asal perkembangan indeks tersebut. Asumsi ini belum tentu
berlaku di negara lain, khususnya negara tropis yang memiliki kondisi iklim dan
lingkungan berbeda. Indeks PI dihitung dengan mempertimbangkan ratio
konsentrasi suatu parameter dengan baku mutunya (Ci/Lij)
(Dewi et al., 2020). Menurut Triyatmo (2001), metode yang digunakan
dalam pengamatan kecerahan dengan "secchi disk" dan kekeruhan
dengan turbidimeter, suhu dengan termometer, pH dengan pH meter, DHL dengan conductivitymeter,
TDS dengan penguapan menggunakan oven pemanas. Pengamatan oksigen (O2)
terlarut, karbon dioksida (CO2), alkalinitas, kesadahan dan bahan
organik dengan cara titrasi. Pengamatan amonia (NH3), amonium (NH4),
nitrat (NO3-), fosfat (PO43-) dan sulfat (SO42-)
dengan spektrofotometer. Plankton diamati dengan mikroskop dan tanaman air
diamati langsung di lapangan. Pendugaan produktivitas primer menggunakan metode
botol gelap terang yang dianalisa dengan modifikasi metode Winkler (cara
titrasi).
Berdasarkan hasil penelitian Dewi et al. (2020), terdapat sembilan
parameter air yang diuji laboratorium yaitu Total Dissolved Solid (TDS),
pH, temperatur, fosfat, kekeruhan, nitrit, nitrat, NH3-N, dan dissolved
oxygen (DO). Pengambilan sampel air dilakukan pada tujuh titik selama
periode enam bulan. Hasil uji laboratorium untuk sampel air yang diambil pada
titik sampel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 didapatkan hasil seluruhnya adalah mengalami
pencemaran sedang dari hasil penghitungan skor pencemaran rata-rata.
Nilai rincian rata-rata dari parameter
pada titik sampel 1 diantaranya adalah TDS 109,742, pH 6,842, suhu 27,433, kandungan
fosfat 1,617, kekeruhan 4,058, kandungan nitrit 0,002, kandungan nitrat 10,242,
NH3N 0, DO 4,467. Berdasarkan hasil penelitian Djumanto et al.
(2017) kadar nitrat dan fosfat tiap bulan di Waduk Sermo berkisar 0 - 0,902
(0,071) mg L-1 dan 0 - 1,916 (1,45) mg L-1 dengan N/P rasio sebesar 10,54.
Kadar senyawa nitrogen dan fosfat di perairan Waduk Sermo tidak menjadi
pembatas, namun perbandingan konsentrasi N dan P menjadi pembatas pertumbuhan.
Sungai Ngrancah yang berhulu di lereng Gunung Merapi merupakan sumber utama pemasukan
air dan nutrien ke Waduk Sermo. Menurut Rustadi (2009) limbah organik dalarn
air dan sedimen waduk mengalami dekomposisi dan meningkatkan konsentrasi unsur
nitrogen (N) dan fosfor (P).
Metode
kedua yang digunakan adalah Indeks Pencemaran. Hasil penghitumgan Ci/Lij
baru diantaranya TDS (mg/L) 0,240,
suhu (oC) 0,133, fosfat (PO43-) (mg/L) 5,515, kekeruhan
(NTU) 0,922, nitrit (mg/L) 0,083, nitrat (mg/L) 2,919, NH3-N (mg/L) 0, DO
(mg/L) 1,692. Setelah penghitungan didapatkan nilai PIj 4,005. Berdasarkan
hasil hitungan penentuan status mutu air menggunakan metode STORET dan Indeks
Pencemaran, terdapat perbedaan status mutu air yang dihasilkan yaitu cemar
ringan dan cemar sedang. Indeks pencemaran dijelaskan dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu Air (Dewi et al., 2020). Menurut
Triyatmo (2001) suhu air menunjukkan penurunan dengan semakin bertambahnya
kedalaman. Alkalinitas suatu perairan menunjukkan kandungan basa yang bersenyawa
dengan ion karbonat dan bikarbonat. Unsur hara P merupakan salah satu unsur hara yang penting disamping N,
untuk metabolisme sel dalam plankton atau tanaman air. Unsur P dalam bentuk
ortofosfat (PO43-) sifatnya larut dalam air dan dapat dimanfaatkan
oleh fitoplankton dan tanaman air. Unsur P umumnya sebagai faktor pembatas atau
penentu dalam tingkat kesuburan perairan, baru kemudian hara N. kandungan
fosfat dalam perairan umum tidak pernah lebih dari 0,1 ppm, kecuali jika ada
penambahan dari air buangan atau daerah pertanian.
Berdasarkan
penelitian Dewi et al. (2020), perhitungan dengan metode Indeks
Pencemaran dapat menyatakan bahwa Waduk Sermo memiliki status tercemar ringan.
Waduk Sermo memiliki status tercemar ringan dengan hitungan metode Indeks
Pencemaran, maka hal ini menjadi tanda bahwa Waduk Sermo memiliki sumber
pencemaran lain selain keramba jaring apung sehingga menyebabkan status mutu
air tidak berubah. Sumber pencemaran lain di waduk Sermo yang juga memberi
sumbangan terhadap penurunan kualitas air selain perikanan adalah kegiatan
pariwisata, domestik, dan pertanian. Berdasarkan penelitian Rustadi (2009) tahun 2009 Waduk Sermo tidak memenuhi syarat sebagai
air baku air minum (kelas I) berdasarkan PP RI No. 82, sedangkan parameter
lainnya sudah terpenuhi. Hal ini beralasan karena kedua parameter yang diamati
adalah termasuk air lapisan dasar yang memiliki suhu dan oksigen terlarut yang
rendah. Konsentrasi amonium (rata-rata 0,747 -0,758 mg/L), nitrat (rata-rata
0,070 - 0,071 mgll) dan fosfat (rata-rata 0,1 I l--0,145 mg/L) tercatat cukup
tinggi, sehingga tergolong ke dalam tingkat eutrofik. Berdasarkan pernyataan
Jati (2004), sedimen Waduk Sermo umumnya memiliki sedimen dengan rasio C : N
relatif tinggi, yaitu 108,57 sehingga mencirikan sebagai sedimen yang eutrofik.
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,
L. S., Intan, S., & Budi, K., 2020. Penentuan Status Mutu Air Waduk Sermo
dengan Metode Storet dan Indeks Pencemaran. Jurnal Sains & Teknologi
Lingkungan, 12(1), pp. 12-24.
Djumanto.,
Bayu, E. P.,Vinta, S. D., & Eko, S., 2017. Makanan dan Pertumbuhan Ikan
Bandeng, Chanos chanos (Forsskal, 1775) Tebaran di Waduk Sermo, Kulon
Progo. Jurnal Iktiologi Indonesia, 17(1), pp. 83-100.
Jati,
W. N., 2019. Hubungan Tekstur Sedimen dengan Kemelimpahan Larva
Polycentropodidae (Trichoptera) di Waduk Sermo, Kulonprogo, Yogyakarta. Biota:
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 9(3), pp. 171-178.
Rustadi,
R., 2009. Eutrofikasi Nitrogen dan Fosfor Serta Pengendaliannya dengan
Perikanan di Waduk Sermo. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 16(3), pp. 176-186.
Triyatmo,
B., 2001. Studi Kondisi Limnologis Waduk Sermo pada Tahap Pra-Inundasi. Jurnal
Perikanan Universitas Gadjah Mada, 3(1), pp. 1-9.