Wavy Tail #dhedie_triks { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:express;

Translate

Selasa, 26 Mei 2020


PENENTUAN STATUS MUTU AIR WADUK SERMO DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN


  

 







Tugas Terstruktur Limnologi




Oleh :
Nama                      : Bramassetyo Aji
NIM           
            : B1A017051
Kelas                      : A







KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020



I. PENDAHULUAN
Waduk Sermo adalah objek wisata dan suplesi sistem irigasi daerah Kalibawang. Sistem irigasi tersebut menghubungkan beberapa daerah irigasi, diantaranya Clereng, Pengasih, dan Pekik Jamal. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun memanfaatkan Waduk Sermo sebagai sumber air baku air minum. Syarat sebagai air baku air minum memenuhi baku mutu kualitas air kelas satu, limbah organik dalam air dan sedimen Waduk Sermo mengalami dekomposisi dan meningkatkan konsentrasi unsur nitrogen dan fosfor yang dapat mendorong pertumbuhan fitoplankton.Unsur hara tersebut menguntungkan bagi produksi ikan pada kondisi optimum karena fitoplankton merupakan sumber makanan ikan. Budidaya ikan dengan keramba jaring apung di Waduk Sermo justru menyebabkan pencemaran ringan di Waduk Sermo. Hal ini diduga karena tingginya unsur nitrogen dan fosfor akibat aktivitas budidaya ikan. Status mutu air Waduk Sermo pada tahun 2010, 2011, dan 2012 yang dihitung dengan metode Indeks Pencemaran (IP) adalah tercemar ringan. Penentuan status mutu air menggunakan metode STORET (Dewi et al., 2020).



II. DISKUSI
            Metode Indeks Pencemaran, tidak ada skema skor subindeks atau skor definitif (subjektif) tiap parameter. Indeks STORET didasarkan atas subjektivitas bobot dan skor parameter yang dianggap signifikan di USA, daerah/negara asal perkembangan indeks tersebut. Asumsi ini belum tentu berlaku di negara lain, khususnya negara tropis yang memiliki kondisi iklim dan lingkungan berbeda. Indeks PI dihitung dengan mempertimbangkan ratio konsentrasi suatu parameter dengan baku mutunya (Ci/Lij) (Dewi et al., 2020). Menurut Triyatmo (2001), metode yang digunakan dalam pengamatan kecerahan dengan "secchi disk" dan kekeruhan dengan turbidimeter, suhu dengan termometer, pH dengan pH meter, DHL dengan conductivitymeter, TDS dengan penguapan menggunakan oven pemanas. Pengamatan oksigen (O2) terlarut, karbon dioksida (CO2), alkalinitas, kesadahan dan bahan organik dengan cara titrasi. Pengamatan amonia (NH3), amonium (NH4), nitrat (NO3-), fosfat (PO43-) dan sulfat (SO42-) dengan spektrofotometer. Plankton diamati dengan mikroskop dan tanaman air diamati langsung di lapangan. Pendugaan produktivitas primer menggunakan metode botol gelap terang yang dianalisa dengan modifikasi metode Winkler (cara titrasi).
Berdasarkan hasil penelitian Dewi et al. (2020), terdapat sembilan parameter air yang diuji laboratorium yaitu Total Dissolved Solid (TDS), pH, temperatur, fosfat, kekeruhan, nitrit, nitrat, NH3-N, dan dissolved oxygen (DO). Pengambilan sampel air dilakukan pada tujuh titik selama periode enam bulan. Hasil uji laboratorium untuk sampel air yang diambil pada titik sampel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 didapatkan hasil seluruhnya adalah mengalami pencemaran sedang dari hasil penghitungan skor pencemaran rata-rata.
Nilai rincian rata-rata dari parameter pada titik sampel 1 diantaranya adalah TDS 109,742, pH 6,842, suhu 27,433, kandungan fosfat 1,617, kekeruhan 4,058, kandungan nitrit 0,002, kandungan nitrat 10,242, NH3N 0, DO 4,467. Berdasarkan hasil penelitian Djumanto et al. (2017) kadar nitrat dan fosfat tiap bulan di Waduk Sermo berkisar 0 - 0,902 (0,071) mg L-1 dan 0 - 1,916 (1,45) mg L-1 dengan N/P rasio sebesar 10,54. Kadar senyawa nitrogen dan fosfat di perairan Waduk Sermo tidak menjadi pembatas, namun perbandingan konsentrasi N dan P menjadi pembatas pertumbuhan. Sungai Ngrancah yang berhulu di lereng Gunung Merapi merupakan sumber utama pemasukan air dan nutrien ke Waduk Sermo. Menurut Rustadi (2009) limbah organik dalarn air dan sedimen waduk mengalami dekomposisi dan meningkatkan konsentrasi unsur nitrogen (N) dan fosfor (P).
            Metode kedua yang digunakan adalah Indeks Pencemaran. Hasil penghitumgan Ci/Lij baru  diantaranya TDS (mg/L) 0,240, suhu (oC) 0,133, fosfat (PO43-) (mg/L) 5,515, kekeruhan (NTU) 0,922, nitrit (mg/L) 0,083, nitrat (mg/L) 2,919, NH3-N (mg/L) 0, DO (mg/L) 1,692. Setelah penghitungan didapatkan nilai PIj 4,005. Berdasarkan hasil hitungan penentuan status mutu air menggunakan metode STORET dan Indeks Pencemaran, terdapat perbedaan status mutu air yang dihasilkan yaitu cemar ringan dan cemar sedang. Indeks pencemaran dijelaskan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air (Dewi et al., 2020). Menurut Triyatmo (2001) suhu air menunjukkan penurunan dengan semakin bertambahnya kedalaman. Alkalinitas suatu perairan menunjukkan kandungan basa yang bersenyawa dengan ion karbonat dan bikarbonat. Unsur hara P merupakan salah satu unsur hara yang penting disamping N, untuk metabolisme sel dalam plankton atau tanaman air. Unsur P dalam bentuk ortofosfat (PO43-) sifatnya larut dalam air dan dapat dimanfaatkan oleh fitoplankton dan tanaman air. Unsur P umumnya sebagai faktor pembatas atau penentu dalam tingkat kesuburan perairan, baru kemudian hara N. kandungan fosfat dalam perairan umum tidak pernah lebih dari 0,1 ppm, kecuali jika ada penambahan dari air buangan atau daerah pertanian.
            Berdasarkan penelitian Dewi et al. (2020), perhitungan dengan metode Indeks Pencemaran dapat menyatakan bahwa Waduk Sermo memiliki status tercemar ringan. Waduk Sermo memiliki status tercemar ringan dengan hitungan metode Indeks Pencemaran, maka hal ini menjadi tanda bahwa Waduk Sermo memiliki sumber pencemaran lain selain keramba jaring apung sehingga menyebabkan status mutu air tidak berubah. Sumber pencemaran lain di waduk Sermo yang juga memberi sumbangan terhadap penurunan kualitas air selain perikanan adalah kegiatan pariwisata, domestik, dan pertanian. Berdasarkan penelitian Rustadi (2009) tahun 2009 Waduk Sermo tidak memenuhi syarat sebagai air baku air minum (kelas I) berdasarkan PP RI No. 82, sedangkan parameter lainnya sudah terpenuhi. Hal ini beralasan karena kedua parameter yang diamati adalah termasuk air lapisan dasar yang memiliki suhu dan oksigen terlarut yang rendah. Konsentrasi amonium (rata-rata 0,747 -0,758 mg/L), nitrat (rata-rata 0,070 - 0,071 mgll) dan fosfat (rata-rata 0,1 I l--0,145 mg/L) tercatat cukup tinggi, sehingga tergolong ke dalam tingkat eutrofik. Berdasarkan pernyataan Jati (2004), sedimen Waduk Sermo umumnya memiliki sedimen dengan rasio C : N relatif tinggi, yaitu 108,57 sehingga mencirikan sebagai sedimen yang eutrofik.
           
III. KESIMPULAN

            Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa metode Indeks Pencemaran, tidak ada skema skor subindeks atau skor definitif (subjektif) tiap parameter. Indeks STORET didasarkan atas subjektivitas bobot dan skor parameter. Parameter air yang diuji laboratorium yaitu Total Dissolved Solid (TDS), pH, temperatur, fosfat, kekeruhan, nitrit, nitrat, NH3-N, dan dissolved oxygen (DO). Pengambilan sampel air dilakukan pada tujuh titik selama periode enam bulan. Hasil uji laboratorium untuk sampel air yang diambil pada titik sampel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 didapatkan hasil seluruhnya adalah mengalami pencemaran sedang dari hasil penghitungan skor pencemaran rata-rata. Waduk Sermo memiliki status tercemar ringan. Waduk Sermo memiliki status tercemar ringan dengan hitungan metode Indeks Pencemaran, maka hal ini menjadi tanda bahwa Waduk Sermo memiliki sumber pencemaran lain selain keramba jaring apung sehingga menyebabkan status mutu air tidak berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, L. S., Intan, S., & Budi, K., 2020. Penentuan Status Mutu Air Waduk Sermo dengan Metode Storet dan Indeks Pencemaran. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 12(1), pp. 12-24.
Djumanto., Bayu, E. P.,Vinta, S. D., & Eko, S., 2017. Makanan dan Pertumbuhan Ikan Bandeng, Chanos chanos (Forsskal, 1775) Tebaran di Waduk Sermo, Kulon Progo. Jurnal Iktiologi Indonesia, 17(1), pp. 83-100.
Jati, W. N., 2019. Hubungan Tekstur Sedimen dengan Kemelimpahan Larva Polycentropodidae (Trichoptera) di Waduk Sermo, Kulonprogo, Yogyakarta. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 9(3), pp. 171-178.
Rustadi, R., 2009. Eutrofikasi Nitrogen dan Fosfor Serta Pengendaliannya dengan Perikanan di Waduk Sermo. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 16(3), pp. 176-186.
Triyatmo, B., 2001. Studi Kondisi Limnologis Waduk Sermo pada Tahap Pra-Inundasi. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 3(1), pp. 1-9.